Jumat, 12 Agustus 2011

see the world with heart and mind

Resep

Pekerjaan sampingan selain menekuni profesi PhD yang tak pernah kunjung selesai (*deep sigh..) adalah mengumpulkan resep-resep masakan berbagai daerah yang ada di Indonesia. Hal ini bukan berarti aku jago masak atau suka masak. Sebenarnya, jujur dari lubuk hati yang paling dalam memasak tidak termasuk dalam daftar hobiku. So sorry my dear husband..eh calon..:D
Ini cuma sekedar mengobati rasa kangen terhadap masakan Indonesia. Setiap kali merasakan kerinduan itu, cukup bagiku memandang foto-foto berbagai jenis makanan yang ada di detikfood atau dapur kompas.
Sebagai pelampiasan, siapa tahu suatu saat kepingin dan terpaksa memasak karena kebutuhan perut, akhirnya hobi baruku adalah mengumpulkan berbagai resep-resep masakan tersebut. Untuk saat sekarang adalah tahap mengkoleksi. Tahap berikutnya mungkin mempraktekkan resep tersebut langsung di dapur. Practice makes perfect, begitu kata orang pintar.

Memasak sebenarnya tidak butuh keahlian, tetapi butuh ketelatenan dan  praktek. Frekuensi memasak akan meningkatkan keahlian memasak itu sendiri. Semakin sering kita memasak maka keahlian dan kelincahan di dapur akan semakin meningkat. Kata mama sih kalau udah nikah nanti keahlian memasak akan timbul sendiri. Begitu mamaku selalu menghibur. Tahu aja kalo anaknya yang satu ini gak pandai memasak. Alhamdulillah, cukup menghibur..:) So, do not worry too much..

Iya sih betul soale teman-temanku yang udah menikah juga mengiyakan demikian. Rata-rata mereka sih sebelumnya tidak pandai memasak. Bahkan, ada yang memang tidak mengerti bahan-bahan dan jenis-jenis masakan. Tapi setelah menikah, rata-rata mereka menjadi ahli masak.  Kenapa? Karena mereka memasak setiap hari. Tekun mempelajari jenih bahan makanan dan telaten mempraktekkannya di dapur. Masakan yang mereka masak pun lezat rasanya, tak kalah dengan yang dijual di restoran. Sebenarnya kalau ditanya suka masak apa tidak, jawaban mereka pasti tidak. ‘Terpaksa, hen…’. Geli juga mendengarnya.

Biasanya aku akan memandangi makanan tersebut dengan kelopak mata yang agak besar, sembari menatap bahan-bahan dan cara membuatnya. Jika dirasa bahan-bahan yang dibutuhkan sulit didapat atawa cara memasaknya yang cukup rumit, maka daftar masakan tersebut akan aku coret seketika. Maklumlah, untuk taraf sekarang cukuplah yang simpel-simpel dan tidak memakan waktu yang lama baik dalam mencari bahan-bahannya, meracik bumbu dan kemudian memasaknya. Kalau urusan makan-memakan sih so pasti cepat. Hehe..maklum, kalo sudah lapar kadang tidak bisa bisa diajak kompromi nih perut.

Resep masakan yang aku kumpulkan bermacam-macam, mulai dari kelompok sayur-mayur, sambal, seafood, daging, ayam, sampai dengan jenis kue dan minuman. Tapi, hanya sebatas mengkoleksi saja, belum sampai tahap praktek. Biasanya juga kalau ada jenis masakan aneh dan baru yang dimasak temanku, aku akan bertanya resep dan cara membuatnya kepada yang bersangkutan. Tapi sayang, setelah itu resep dan tips-tips tersebut hilang begitu saja seiring dengan habisnya makanan di dalam mulutku. Hahaha..

Anyway, mengkoleksi beraneka ragam resep masakan ini sedikitnya bisa menghilangkan stres dan kejenuhan yang ada. Apalagi, sehari-hari pekerjaan seorang PhD adalah membaca, berpikir, dan menulis. Cukup boring dan melelahkan. So, kenapa tidak mencari aktivitas sampingan lain yang bermanfaat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar